ASNIYATI HANIFAH

Personal Blog Asniyati Hanifah, Kata yang Penuh Makna adalah Kata yang Bermanfaat.

ASNIYATI HANIFAH

Personal Blog Asniyati Hanifah, Kata yang Penuh Makna adalah Kata yang Bermanfaat.

ASNIYATI HANIFAH

Personal Blog Asniyati Hanifah, Kata yang Penuh Makna adalah Kata yang Bermanfaat.

ASNIYATI HANIFAH

Personal Blog Asniyati Hanifah, Kata yang Penuh Makna adalah Kata yang Bermanfaat.

ASNIYATI HANIFAH

Personal Blog Asniyati Hanifah, Kata yang Penuh Makna adalah Kata yang Bermanfaat.

Sabtu, 25 April 2015

SYARAT PEMAGANGAN/ PRAKERIN

Mengkutip dari: www.puspadanta.net

a. Koordinasi pendaftaran pemagangan selambat-lambatnya 2 bulan dari jadwal pelaksanaan
b. Tiap sekolah mengirimkan minimal 6 calon peserta magang dan maksimal mengirimkan 25 calon peserta magang (dari kelas berbeda dengan    jurusan yang sama
c. Calon peserta magang / prakerin membawa surat pengajuan Magang/ Prakerin dari SMK/ Kampus atau lembaga pembelajaran setempat yang sudah disahkan oleh Guru/ Dosen pembimbing atau yang terkait. Selambat-lambatnya 2 minggu sebelum pelaksanaan.
d. Sekolah/ Kampus/ Lembaga lain wajib membawa Surat Kesepakatan Bersama atau MOU dengan DUDI Puspadanta Production yang sudah disahkan disaat waktu pelaksanaan magang/ prakerin
e. Tiap Calon Peserta Magang/ Prakerin dikenakan biaya administrasi :

SYARAT PEMAGANGAN/ PRAKERIN
f. Peserta magang mengisi formulir pendaftaran yang sudah disediakan
g. Menyerahkan foto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar

h.Tiap peserta magang wajib mematuhi tata tertib yang berlaku di Puspadanta production.

i. Monitoring dari sekolah minimal 2 kali dalam jangka waktu pelaksanaan.


Ciptakan Kader Pemuda Berwawasan Internasional BPO DIY Adakan Seleksi Pertukaran Pemuda Antar Negara

 Mengkutip dari: www.puspadanta.com

Ciptakan Kader Pemuda Berwawasan Internasional BPO DIY Adakan Seleksi Pertukaran Pemuda Antar Negara
Puspadanta- Balai Pemuda dan Olahraga DIY bekerjasama dengan Purna Caraka Muda Indonesia DIY menyelenggarakan Seleksi Final Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) DIY tahun 2015 yang diselenggarakan mulai tanggal 10-12 April 2015. Program PPAN sendiri merupakan program tahunan meliputi Pertukaran Pemuda Indonesia-Kanada (ICYEP), Indonesia-Australia (AIYEP), Indonesia-Malaysia (IMYEP), Indonesia-Korea (IKYEP), dan Kapal Pemuda ASEAN-Jepang (SSEAYP).
Rahmat Aditya Hutama project officer PPAN 2015 dalam laporannya mengatakan bahwa para finalis yang ikut serta dalam kegiatan ini adalah mereka yang telah berhasil melewati beberapa tahapan seleksi diantaranya pada sesi pendaftaran online mulai tanggal 9-22 Maret 2015, dan sesi wawancara pada tanggal 28 Maret 2015. Pada akhirnya dalam seleksi kali ini didapatkan sebanyak 21 finalis putra-putri DIY.
Acara dibuka oleh Indra selaku panitia PPAN 2015 yang sekaligus secara simbolis menyematkantag name pada perwakilan finalis. Progam Pertukaran Pemuda Antar Negara merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya. Dari tahun ke tahun antusias generasi muda untuk mengikuti kegiatan Pertukaran Pemuda Antar Negara cukup tinggi. Terbukti pada tahun ini terdapat ribuan  berkas yang telah masuk. Bertempat di Pondok Pemuda Ambarbinangun Tirtonirmolo Kasihan Bantul, selama 3 hari para finalis dikarantina untuk mengikuti tahap demi tahap kegiatan.
Dalam kegiatan seleksi terdapat beberapa tes mengenai nasionalisme, pengetahuan umum, kemampuan berbahasa Inggris, karakter, maupun kemampuan lainnya. Para peserta pun dites kemampuannya dalam membuat exhibition atau merancang sebuah pameran. Pameran ini menampilkan berbagai kerajinan asli Yogyakarta yang dibawa oleh para peserta, seperti baju batik, kain batik, wayang, keris, dll. Para finalis diuji ketangkasan maupun kreativitasnya untuk dapat mengkonsep pameran semaksimal dan semenarik mungkin hanya dalam hitungan waktu 8 menit. Tak hanya mengkonsep sebuah pameran saja, para finalis juga dihadapkan dengan para juri yang dalam hal ini berperan sebagai wisatawan. Ada tantangan tersendiri saat menghadapi wisatawan yang mengunjungi stand mereka, karena para finalis juga diuji kemampuannya untuk berkomunikasi dengan baik dan lancar. Tak jarang para wisatawan pun menggunakan bahasa asing untuk menguji kemampuan komunikasi para finalis. Para finalis sendiri adalah para pemuda yang terpilih melalui seleksi yang ketat. Mereka adalah para pemuda yang memiliki track record yang baik di masyarakat, aktif berorganisasi, serta memiliki pembawaan diri yang baik.
Saat karantina, para finalis yang tergabung dalam beberapa kelompok ini kembali diuji kemampuannya dalam bidang seni dan budaya. Dengan memakai pakaian adat, mereka menujukkan bakat dan potensinya di hadapan para juri. Para finalis Pertukaran Pemuda Antar Negara jika terpilih nanti juga bertanggung jawab untuk memperkenalkan Indonesia baik dari aspek budaya, kekayaan alam, serta potensi sumber daya manusianya.
Kepala Seksi Olahraga BPO DIY, Slamet Latanggang menyatakan kegembiraannya, karena antusias para pemuda untuk mengikuti seleksi Progam Pertukaran Pemuda Antar Negara  sangat tinggi. Diungkapkannya bahwa seleksi Pertukaran Pemuda Antar Negara telah dilaksanakan beberapa waktu sebelumnya, dimulai dengan road show ke beberapa Perguruan Tinggi, kemudian seleksi berkas, dan  wawancara.  Diharapkannya dengan Pertukaran Pemuda Antar Negara  ini dapat menciptakan kader pemuda yang berwawasan internasional.

Untuk memperkenalkan dan mempererat tali silaturahmi antara para finalis Pertukaran Pemuda Antar Negara dengan pejabat Balai Pemuda dan Olah Raga DIY diadakan pula acara gala Dinner. Dalam sambutannya pada acara penutupan Kepala BPO DIY Edy Wahyudi mengatakan bahwa tujuan dari diselenggarakannya Pertukaran Pemuda Antar Negara adalah untuk memberikan wahana bagi pemuda-pemudi di Daerah Istimewa Yogyakarta bersama pemuda-pemudi yang terseleksi di seluruh nusantara untuk bergabung melalui progam Pertukaran Pemuda Antar Negara dengan Kanada, Jepang, Korea, Cina, bahkan Australia. Selain itu Pertukaran Pemuda Antar Negara juga sebagai bentuk pertukaran budaya Indonesia dengan budaya luar. Ia juga berharap agar potensi-potensi yang dimiliki oleh para finalis dapat memberi warna pada program Pertukaran Pemuda Antar Negara pada tahun ini.(rhu/pus)

Atraksi Kesenian di Kawasan Malioboro Hibur Masyarakat DIY

Mengkutip dari: www.puspadanta.com

Atraksi Kesenian di Kawasan Malioboro Hibur Masyarakat DIY
Puspadanta-Dinas Pariwisata DIY mengadakan berbagai acara kebudayaan dalam rangka keistimewaan DIY. Acara-acara tersebut digunakan sebagai cara untuk memperkenalkan masyarakat terhadap seni tradisi yang ada di Yogyakarta. Seperti Atraksi Kesenian di kawasan Malioboro  yang dilaksanakan setiap Sabtu malam pekan ke-2. Berbagai atraksi kesenian digelar di depan halaman Dinas Pariwisata DIY. Arya Nugrahadi selaku Kabid ODTW Dinas Pariwisata DIY berharap wisatawan yang datang  berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta dapat terhibur oleh seni pertunjukan, serta budaya melalui penampilan atraksi-atraksi yang ada di obyek maupun daya tarik wisata yang ada di DIY, salah satunya kawasan Malioboro.
Jalan Malioboro sangat terkenal dengan tempat berkumpulnya para seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka sehingga kawasan malioboro menjadi titik yang tepat dalam mengadakan atraksi seni tradisional Yogyakarta. Selain di Kawasan Malioboro, atraksi seni juga diselenggarakan di beberapa tempat wisata seperti di 4 kabupaten dan 1 Kota Yogyakarta, selain itu atraksi kesenian juga diselenggarakan di obyek-obyek wisata seperti Tahura, Kotagede dan masih banyak lagi.
Atraksi kesenian seperti yang ada di kawasan malioboro bermanfaat sebagai pendukung potensi ataupun keberadaan kawasan melalui tampilan kesenian seni budaya. Beberapa penampil merupakan anggota dari  dinas atau dari Badan Kepegawaian Daerah, sehingga anggota PNS di internal Pemda DIY mempunyai kesempatan untuk dapat tampil sekaligus berpartisipasi mendorong kepariwisataan melalui penampilan seni budaya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini dilakukan sebagai fungsi pembinaan kesenian tradisional yang dikembangkan masing masing SKPD.

Atraksi seni tradisi yang diselenggarakan di depan halaman Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta dapat di nikmati setiap malam minggu pekan ke-2 yang akan menampilkan kesenian-kesenian daerah dan penampilan dari group band. Selain itu juga akan  menampilkan keroncong, campur sari, dan yang ditunggu oleh penikmat lagu lama yaitu penampilan grup band yang membawakan genre koes-ploes.(lala/pus)

Dinas Kebudayaan DIY Meriahkan HUT Kabupaten Gianyar Ke-244

Mengkutip dari: www.puspadanta.com

Puspadanta- Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya akan suku, pulau dan bahasa telah membuat daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Dengan motto Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi satu jua telah menjadikan Indonesia negara yang toleran terhadap perbedaan dan menghargai daerah satu dengan yang lain. Seperti yang baru saja dilakukan oleh Dinas Kebudayaan DIY yang meramaikan Hari Ulang Tahun Kabupaten Gianyar Bali yang ke- 244. Dinas Kebudayaan DIY membawa tim kesenian yang mewakili 4 kabupaten dan 1 kota di DIY. Mereka membawakan berbagai atraksi kesenian yang menggambarkan bahwa Yogyakarta sangatlah menarik dan indah serta bersahabat. Menurut Dra.Eni Lestari selaku Kepala Seksi Kesenian Dinas Kebudayan DIY, kebudayaan Yogyakarta yang belum dikenal dapat diangkat dan diapresiasi oleh masyarakat, sehingga nantinya akan meningkatkan potensi di bidang kebudayaan atau kesenian masyarakat Yogyakarta.

Sekitar 80 anggota tim yang terdiri dari seniman-seniman dan beberapa staf dinas kebudayaan DIY meramaikan acara HUT kabupaten Gianyar ke-244 (17/4/2015) dengan pertunjukan seni dan pawai  budaya. Pertunjukan seni yang digelar di open stage Balai Budaya menampilkan berbagai seni tradisi yang ada di DIY seperti Tari Bangilun atau Angguk, Tari Badui, Jathilan dan lain-lain. Semua tari-tarian tersebut di kreasikan dengan sangat menarik hingga menjadi pertunjukan seni yang berkualitas tinggi dengan durasi lebih kurang 7 menit. Setiap seni yang ditampilkan mempunyai ciri khas DIY, seperti Tari Angguk yang merupakan ciri khas kabupaten Kulonprogo/ tarian yang menceritakan Umarmoyo-Umarmadi dan Wong Agung Jayeng Prono dalam Serat Ambiyo. Tarian yang biasa dimainkan secara berkelompok oleh penari wanita dengan kostum serdadu Belanda dan dihiasi gombyok barang emas, sampang, sampur, topi pet warna hitam dan kaos kaki warna merah/kuning dan mengenakan kacamata hitam. Sedangkan untuk tari badui yang termasuk dalam tari tradisi yang berasal dari daerah Sleman merupakan jenis tarian rakyat yang menggambarkan suatu adegan peperangan atau serombongan prajurit yang sedang latihan perang, biasanya penyajian tari ini dilakukan secara kelompok  dan berpasangan.

Jika dilihat dari latar belakang Gianyar sebagai pusat budaya ukiran di Bali, tentu saja selaras dengan Daerah Istimewa Yogyakarta yang juga mempunyai kebudayaan dan kesenian yang tinggi. Oleh karena itu dalam perayaan kabupaten Gianyar ke-244, tim kesenian DIY meramaikan pawai budaya Gianyar 2015. Dalam pawai budaya tim kesenian DIY menampilkan tema Golong-gilig Ngayogyakarta. Tema tersebut menggambarkan persatuan 4 kabupaten dan 1 kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pawai kebudayaan dimulai dari Balai Budaya menuju GOR Kebo Iwa Gianyar lebih kurang menempuh perjalanan sejauh 1 km. Tim kesenian DIY lebih kurang 80-an orang berjalan kaki dengan menampilkan berbagai kostum yang menarik. Ada yang berperan sebagai penabuh gamelan, pembawa properti wayang dan penari tradisi DIY.

Menurut Setyawan Sahli,MM selaku kepala Bidang tradisi dan Budaya dinas Kebudayaan DIY, dari tanggal 25-27 April juga diselenggarakan pawai budaya, dalam hal ini Dinas Kebudayaan DIY mengirimkan 1 kontigen. Ia berharap  Yogyakarta dapat dikenal oleh masyarakat Bali dan daerah lainnya, serta dapat mengembangkan kesenian DIY sehingga dapat dikenal di masyarakat luas. (lala/pus)

Jumat, 24 April 2015

Manfaat Sayuran Hijau untuk Tubuh

Mengkutip Dari : www.puspadanta.com

     Puspadanta – Banyak orang yang tidak menyukai sayuran, terlebih lagi anak kecil. Walaupun sebenarnya sayuran hijau memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh kita. Semakin hijau warna sayuran, semakin tinggi pula kandungan nutrisinya. Inilah beberapa manfaat yang didapatkan bila rajin makan sayuran hijau diantaranya:
·         Sayur menjadi sumber serat yang bebas lemak, sehingga cocok untuk menu diet sehat
·         Jika dimakan tanpa tambahan lainnya, sayuran hijau mengandung kalori kurang dari 25 per porsi. Makan seporsi sayuran hijau memiliki kenyang yang sama dengan setangkup roti gandum,
Manfaat Sayuran Hijau untuk Tubuh
·        Sayuran hijau tidak hanya membuat konsentrasi lemak dalam darah bisa tetap terjaga, namun juga menjaga kita terhindar dari berbagai serangan penyakit akibat gangguan pada pembuluh darah, seperti hipertensi, stroke, diabetes, jantung koroner, dan katarak,Sayuran kaya akan kandungan betakaroten, alfakaroten, dan lutein yang terbungkus dalam klorofil. Dengan banyak makan sayuran hijau, klorofil akan melindungi sel lemah dari serangan benih kanker. Jika di dalam tubuh terdapat benih kanker, maka benih tersebut akan memilih sel lemah, sehingga sel tersebut mudah dilumpuhkan.,
·      Sayuran mengandung vitamin-vitamin yang bekerja sebagai antioksidan dengan cara mengikat lalu menghancurkan radikal bebas, serta mampu melindungi tubuh dari reaksi oksidatif yang menghasilkan racun di tubuh,
·     Beberapa jenis sayuran hijau seperti sawi, bayam dan  brokoli mengandung kalsium yang baik untuk tulang. Makan sayur bisa mengurangi resiko penderita patah tulang, sekaligus membantu pertumbuhan gigi yang sehat dan kuat,
·       Serat kasar yang ada dalam sayuran tidak bisa terurai oleh sistem pencernaan kita, dan berfungsi sebagai karet busa di dalam usus. Dia akan menyerap zat buangan dan membantu gerakan peristaltik usus untuk mendorong sisa makanan ke luar tubuh.
Manfaat yang dikandung oleh sayuran hijau sangatlah banyak. Hampir semua penyakit bisa dicegah dengan mengkonsumsi sayuran hijau. Oleh karena itu, mulai saat ini konsumsilah sayuran setiap hari. (Lala)                                                     

Kamis, 16 April 2015

Asyiknya Magang di Puspadanta Minggu ke- 4

Pengalaman yang Tak Terlupakan

Tiga minggu sudah terlampaui prakerin di Puspadanta. Asyiknya tak terbayangkan. Ilmu pun tak terhitung banyaknya. Pada minggu ke empat ini aku mempunyai banyak ilmu dan pengalaman baru yang kudapat. Nah pada minggu keempat ini aku mendapat ilmu dan pengalaman edit poster garda, edit tayangan sudut jogja & jateng, liputan feature, dan liputan ke Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Gambar 4.1 Take Shoot Feature
Senin tanggal 23 Maret 2015 aku di Puspadanta mendapat tugas membuat poster garda. Tugas ini sudah aku cicil hari sabtu yang lalu. Nah hari senin ini aku bersama garda ku foto di ruang green screen untuk foto poster. Hemz sampai siang akhirnya selesai juga fotonya. Setelah foto kami bergantian menggunakan komputer untuk mengedit poster. Aku bingung mau membuat layout p[oster seperti  apa, namun itu tak berlarut-larut. Aku pun segera mendapat solusi dan ide. Akhirnya poster ku pun selesai. Dan sudah siap untuk melanjutkan tugas selanjutnya.
Nah pada hari selasa aku mendapat tugas mengedit tayangan sudut jogja & jateng yang akan ditayangkan hari rabu mendatang. Aku serius dan fokus mengeditnya karena itu untuk tayangan televsi kesempatan menegedit inilah salah satu kebanggaan ku. Disinilah aku berlatih untuk belajar serius dalam mengedit video. Dan ini juga akan dilihat oleh khalayak umum. Aku sih sudah bisa mengedit video Cuma kekurangan ku dalam segi waktu. Aku belum bisa mengerjakan dalam waktu yang cepat. Nah dengan kesempatan-kesempatan inilah aku bisa melatih diriku untuk belajar mengedit dengan cepat dan deadline waktu yang sudah ditentukan.
Karena penggunaan komputer harus bergiliran setiap dua jam sekali aku bergantian dengan teman ku. Disela-sela aku harus bergantian aku mengerjakan tugas ku membuat narasi feature. Aku mengambil obyek Monumen Perjuangan TNI AU Ngotho. Aku browsing semua tentang monument dan segera aku buat narasi.  Nah hari Selasa ini aku pun selesai membuat narasi. Namun editing video ku belum selesai maksimal. Nah aku selesaikan di hari rabunya.
Aktivitas selanjutnya di hari Rabu tepatnya tanggal 24 Maret 2015 aku melanjutkan editingku dan menilaikan ke Mas Tyas. Ehem akhirnya finish juga dan tinggal di mastering sama mas Ikang. Selesai sudah tugas editingku. Senang sekali editing kedua ku bisa ditayangkan lagi di televisi.
Nah pada hari berikutnya yakni, Kamis dan Jumat aku menemani teman ku take shoot feature. Yakni ke Manding dan juga Kasongan. Nah pada liputan ini aku punya pengalaman yang tak terlupakan nih kawan. Ternyata untuk  bersosialisasi dengan masyarakan umum itu tidaklah mudah. Contohnya di Manding ada perusahaan yang menerima kedatangan kami dengan hormat dan ada juga yang menerima kami dengan cuek.  Tapi yam au bagaimana lagi inikan tugas, kita harus belajar menghormati orang tersebut dalam keadaan apapun. Tapi setelah kami berusaha ramah tamah ternyata pemilik usahanya juga ramah kepada kita. Yes berhasil deh kita bisa bersosialisasi dengan orang lain. Yah walaupun awalnya menyakitkan hati tapi akhirnya bisa meluluhkan sifat cuek pemilik usaha tersebut.
Lain halnya dengan di Manding di Kasongan orang-orangnya baik pemilik usaha maupun karyawan pada ramah tamah, disini kami enjoy sekali take shoot videonya. Tapi apadaya, ternyata baru sebentar disini hujan mengguyur dengan derasnya. Yah-yah tidak bisa melanjutkan take shoot video dah. Apa lagi jalannya banjir. Kami pun berteduh diemper rumah warga, nah disitu tuh kebetulan jalan tikungan. Dan saat banjir airnya menggenang dalam kira-kira selutut orang dewasa. Setiap ada motor atau mobil yang lewat airnya bergelombang besar. Sambal bergurau nih bayangkan saja kita baru di pinggir pantai, emzzz. Eh… eh… tiba-tiba ada pengendara itu motornya macet. Yang bikin ketawa tugh pengendaranya berkendara cepat dan sombong gitu eh… eh… tiba-tiba macet. Ha… ha… ha… pada ketawa semua. Euish pengalaman yang tak terlupakan banget.
Nah kemudian di hari Sabtu aku satu garda di tugaskan untuk ikut liputan di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Baru kali ini kami ditugaskan liputan satu garda. Nah sesampainya di UST kami dibagi menjadi tiga kelompok. Asri di ruang satu, aku dan Rina di ruang dua, dan Asri dan laras di ruang tiga. Awalnya tegang banget karena baru pertama kali ini ikutan liputan dinas. Apalagi ini acara lomba. Seperti apa ya lombanya? Itulah yang kami pikirkan. Udahlah yang penting masuk ruangan apa aja yang ada di dalam di tulis.
Wah ternyata ini lomba inovasi teknologi mahasiswa. Asyik banget bisa tambah pengetahuan banyak sekali. Mereka mempunyai inovasi yang unik-unik. Tipe presentasi pun  berbeda-beda. Kebetulan banget aku juga minggu depan akan mengikuti lomba karya ilmiah. Yah lumayan bisa menambah pengetahuan. Jadi aku besok bisa lebih siap.
Lomba inovasi teknologi mahasiswa ini diikuti delapan universitas. Ide-idenya sangat unik dan menarik. Mereka pun sangat antusias mengikuti lombanya. Lombanya itu tidak menegangkan karena jurinya pun juga sambal canda tawa gitu  jadi acara lebih unik dan menarik. Lomba ini selesai sampai pukul 12.00 WIB. Biasalah kalau liputan pasti mendapat makanan. Karena aku puasa aku pulang duluan sama Pak Nono.
Di perjalanan pulang pun asyik banget diajak cerita gitu sama Pak Nono. Selain itu juga diberi beberapa pengetahuan tentang feature, tempat pariwisata dll. Aku juga diajak menengok di gedung puspadanta dua yang masih dalam tahap pembangunan. Disitu bercanda tawa gitu sama pak tukang. Wuish pengalaman yang benar-benar tak terlupakan.

Inilah asyiknya magang di Puspadanta selain mendapat ilmu juga mendapat berbagai pengalaman yang bisa buat bekal di masa depan. Yang tak terlupakan nih juga bisa berkeliling Jogja, jadi bisa lebih mengenal Kota kita tercinta daerha Istimewa Yogyakarta.

Rabu, 15 April 2015

Asyiknya Magang di Puspadanta Minggu Ke-3


Puspadanta… inilah tempat aku prakerin. Disinilah tempat aku memperoleh banyak ilmu baru. Disini itu tempatnya asyik lho kawan. Orang-orangnya kece-kece, gokil, humoris dll pokoknya asyik banget kawan. sampai-sampai tidak terasa kalau aku sudah tiga minggu prakerin disini. Ilmu-ilmu yang didapatkan pun juga sangat bermanfaat untuk bekal ku dimasa depan. Apalagi dimasa depan aku ingin melanjutkan di bidang broadcasting juga. Tiga minggu berlalu banyak sekali ilmu yanga ku dapat, wuih apalagi kalau satu tahun atau pun lebih. Tak hanya ilmu yang ku dapat tapi juga pengalaman yang tak terlupakan. Detik demi detik berlalu, menit demi menit berlalu, jam demi jam berlalu, hari demi hari pun juga berlalu hingga tidak terasa telah melalui hari prakerin selama tiga minggu. Disamping waktu yang berlalu tiada henti aku pun juga menerima ilmu yang tiada henti. Ilmu yang ku dapat ini akan kujadikan bekal dimasa depan ku. Mulai dari awal aku masuk prakerin di Puspadanta ini aku menerima beberapa ilmu diantaranya yaitu: menulis narasi, olah vocal, recording, edit cover DVD, edit label DVD, edit video dengan adobe premier, titling, coundown, edit program cerdas, pembentukan garda, tugas feature dll. Banyak sekali ilmu baru yang di dapatkan disini bagaikan air yang mengalir tiada henti. Di Puspadanta ini selain dilatih ketrampilan, peserta didik juga dilatih untuk menjadi anak yang kreatif, mandiri, bekerja sama, dan profesional. Untuk mengembangkan peserta didik supaya bisa menjadi anak yang memiliki sifat kerjasama yang bagus, di Puspadanta ini anak magang dibuat berkelompok atau yang biasa disebut dengan garda. Garda ini merupakan suatu kelompok dibawah naungan Puspadanta untuk memproduksi berbagai karya. Di garda inilah anak-anak dilatih untuk meningkatkan kerjasama, kreativitas, dan profesional supaya bisa lebih berkompeten nantinya dalam dunia usaha. Pembentukan garda ini tepatnya hari kamis tanggal 19 Maret 2015. Sebelum pembentukan garda, kami semua mengamati tayangan sudut jogja & jateng. Cieehhh ternyata editan ku minggu lalu ditayangkan. Senang banget rasanya editanku pertama kali ditayangkan televisi. Terima kasih banyak Puspadanta.

Asyiknya Magang di Puspadanta Minggu Ke-3
Gambar 3.2 Foto Garda
Dalam pembentukan garda ini aku masuk di garda Autentik. Garda ini terdiri dari lima anak, yakni aku, Rina, Asri, Riska dan Laras. Setelah di bagi kelompok oleh Pak Ali, kami di tugaskan untuk membentuk kepengurusan supaya kegiatan garda bisa lebih terencana. Aku pun juga terpilih sebagai ketuanya. Dengan dibentuknya garda ini aku harus mulai mengerjakan semua tugas bersama, dan selalu menjaga keutuhan garda. Hari itu juga kami disuruh membuat logo, visi, misi, motto, tugas kepengurusan kemudian dibuat presentasi. Kami pun segera menyelesaikan tugas itu bersama-sama, sekitar dua sampai tiga jam garda ku sudah selesai. Nah tinggal membuat presentasinya. Presentasi pun dikerjakan dengan dibagi tugas supaya adil semua mengerjakan. Walaupun masih awal pembentukan garda tapi kami sudah akrab banget.
Esok harinya tepatnya hari jumat tanggal 20 Maret 2015, kami satu garda berkumpul untuk menyatukan tugas yang telah di bagi. Wah tidak menyangka sudah selesai dan tinggal mempresentasikan. Hari itu sedah selesai semua tugas gardanya. Setelah satu tugas selesai disini tidak menganggur kawan. Di waktu lengah kami membuat cerita pengalaman selama kami prakerin di Puspadanta ini. Ini juga termasuk tugas kawan. Yah lumayan kan untuk mengisi waktu lengah, daripada tidak ada kegiatan.
Awalnya mau menceritakan pengalaman tentang apa ya? Bingung gitu, selama dua minggu lagi, nah ditambah karena begitu banyaknya ilmu dan pengalaman yang sudah aku dapatkan. Tapi kan disini aku punya catatan dan penilaian kegiatan harian jadi bisa cukup membantu. Aku ceritakan pengalamanku mulai dari awal aku prakerin di Puspadanta, materi-materi yang aku dapatkan, jerih payah dalam menyelesaikan tugas dll. Nah karena aku juga suka menulis cerita aku ceritakan semua yang telah aku dapatkan di Puspadanta secara rinci. Kira-kira aku buat sampai enam lembar kalau tidak salah. Setelah selesai cerita ini di kirim ke Pak Ali melalui email. Satu tugas sudah selesai juga.
Nah hari sorenya kami disuruh berkumpul ke ruang atas untuk presentasi garda. Ehem penasaran nih seperti apa ya peresentasinya, apakah seperti di sekolah apa tidak ya? Terjawab sudahlah pertanyaan-pertanyaan itu, presentasinya sih seperti di sekolah tapi lebih seru kawan. Disini semua aktif dan sangat antusias. Setiap garda pun presentasi tak mau kalah dengan garda yang lain. Ada juga nih yang suka jail, memberikan pertanyaan-pertanyaan ngaco, he… he… he… contohnya aku. Biar tambah seru ya banyak sih yang bertanya ngaco-ngaco, eh sempat membuat tegang juga lho karena ada yang gak bisa menjawab pertanyaan. Selain anak-anak prakerin di situ juga ada Mas Ikang dan Mas Tyas yang juga ikut menyaksikan presentasi dan memberikan pertanyaan. Setiap garda yang presentasi di beri pertanyaan sampai semua anggota garda angkat bicara untuk menjawab. Kalau belum bicara semua presentasi tidak boleh ditutup. Nah disitulah kami juga diajarkan untuk berlatih berbicara di depan banyak orang. Sampai-sampai kami pulang pukul 20.00 WIB untuk menyelesaikan semua presentasi. Setelah itu sudah lega deh, hari berikutnya tinggal menyelesaikan tugas selanjutnya.
Keesokan harinya tepatnya hari sabtu tanggal 21 Maret 2015 aku piket, jadi aku berangkat pagi-pagi. Aku piket bertiga, yakni bersama Asri dan Vina. Setelah selesai membersihkan ruangan Puspadanta aku ke kantin untuk membeli sarapan. Karena berangkat pagi jadi belum sempat sarapan di rumah. Emzz baru enak-enaknya menikmati roti sama susu coklat, aku dipanggil Erlin dan Ima. Ternyata aku diajak bunda untuk liputan di Rumah Dinas Bantul dalam rangka AMT SD Unggulan Aisyah. Aku liputan bersama Farida, Ima, dan Erlin. Disana aku berlatih take shoot video dan wawancara. Ciehh asyik banget.
Selain bisa berlatih take shoot video disana juga memperhatikan Bunda ketika mengisi acara AMT. Wuish terenyuh bisa meneteskan air mata. Kata-kata yang disampaikan Bunda wuih menyentuh hati banget. Eh… eh… jadi keingat AMT waktu SMP. Aku, Erlin, dan Farida ikut meneteskan air mata terlarut dalam motivasi dari Bunda. Emz… terima kasih Bunda atas kesempatan liputan dan motivasi yang telah diberikan.
Asyiknya Magang di Puspadanta Minggu Ke-3
Gambar 3.3 Poster Tempat Wisata
Sepulang liputan sama Bunda, sesampainya di Puspadanta melihat anak-anak pada sibuk. Aku bertanya “Eh kok pada sibuk, ada tugas apa?”. Mereka menjawab “ohh… ini ada tugas membuat poster tempat wisata, dikumpulkan pukul 15.00 WIB. Huhuh aku pun ikutan terburu-buru juga. Aku mengajak Farida ke warnet untuk mencari gambar tempat wisata. Aku bingung mau mengambil obyek apa, karena semua anak tidak boleh ada yang sama. Hemzz akhirnya aku mengambil obyek Masjib Tuban, Malang. Masih bingung juga layoutnya mau seperti apa. Karena posternya harus berisi sembilan gambar. Coba bayangkan! Bingung juga kan?? Tuing… tuing… tuing…. Heheh akhirnya dapat ide juga. Gambar masjid tuban longshot dari depan dan aku tambahkan foto orang yang sedang berkunjung. Kemudian  sembilan gambar lainnya aku tata di belakang dan aku tambahkan sedikit kata-kata. Hemzz finish juga.
Karena hari itu hari sabtu, anak Klaten pada mau pulang ke rumahnya masing-masing. Ya aku sebagai ketua garda, aku menilaikan semua poster anggota ku. Cieehhh sudah ke ACC semua dan aku mendapat nilai B+. Setelah poster sudah dinilai semua, berhubung komputer tidak dipakai aku gunakan untuk melanjutkan tugas selanjutnya yaitu membuat poster garda. Emzz sampai maghrib akhirnya aku memutuskan untuk pulang. Poster pun sudah jadi layoutnya. Besok hari seninnya tinggal menambahkan foto.
Tidak ada satu minggu aja ilmu dan pengalamannya banyak banget kan kawan?. Nih pada minggu selanjunya aku masih punya banyak cerita tentang ilmu dan pengalaman yang aku dapat. Mau tau seperti apa? Yuk simak cerita minggu selanjutnya.

Senin, 13 April 2015

Asyiknya Magang di Puspadanta Minggu ke-3

Tak Seperti yang Ku Duga
        
    Prakerin, inilah program sekolah yang aku jalani saat ini. Aku jalani prakerin ini dengan asyik, seru dan penuh kebersamaan yang harmonis. Hingga tak terasa dua minggu telah terlewati. Sampai tak sadar kalau aku telah menerima banyak ilmu baru. Ilmu tersebut pun terus mengalir dan terus bertambah tiada henti.
Gambar 3.1 Edit Titling dan Coundown
      Memasuki minggu ke tiga ini aku menerima materi baru dari Pak Ali, yaitu membuat titling dan coundown. Biasalah kita berkumpul di ruang atas untuk pembelajaran materi. Tapi ini perintah berkumpulnya tiba-tiba. Di ruang ini semua anak prakerin merasa tegang, aku berfikir  “Ada apa ya kok tiba-tiba disuruh berkumpul?”. Anak-anak sudah pada takut, dikira mau dimarahi atau apa karena ada beberapa tugas yang belum selesai. Pak Ali membuka pertemuan dengan serius. Anak-anak prakerin pun serius banget memperhatikannya. Setelah salam Pak Ali sambil senyum-senyum gitu. Eh... eh... ternyata pada pertemuan ini Pak Ali akan menyampaikan ilmu baru, yaitu titling dan coundown text.
Pada pertemuan ini Pak Ali menyampaikan materi secara detail , mulai dari awal sampai akhir. Sampai sekarang pun aku masih ingat bagaimana cara membuatnya. Untuk yang titling kita harus memasukkan logo sekolah, nama sekolah, nama kita, durasi, dan keterangan kalau itu untuk  tugas akhir. Adapun cara pembuatan titlingnya sebagai berikut:
1      1. Mencari background, logo, dan backsound yang akan digunakan.
2     2.  Kemudian buka aplikasi adob premier.
3      3. Import background, logo, dan backsound yang akan digunakan.
4      4. Insert background ke tool timeline.
5      5. Buat title: nama sekolah, nama kita, durasi, dan text “Tugas Akhir Prakerin”.
6     6.  Insert title logo dengan layout paling atas dan bagian tengah, tambahkan effect sesuai keinginan.
7    7. Kemudian insert title nama sekolah, nama kita, durasi, dan text “Tugas Akhir Prakerin” tambahkan effect sesuai keinginan.
8     8.  Insert backsound
Nah sekiranya seperti itu cara membuat titling, sedangkan untuk membuat countdown berikut caranya:
1    1.  Buat title dengan tulisan angka 1-5, dengan layout ditengah, ukuran 80%.
2   2. Insert title tersebut secara berurutan dari title angka 1-5. Semua title ditambahkan effect zoom pada depannya dan effect cross zoom pada belakangnya.
3  3. Nah countdown sudah jadi, jika ingin mempercantik bisa ditambahkan juga animasi yang dapat dibuat di aplikasi adob after effect.
Wuish caranya sih memamng simpel, tapi kalau kita benar-benar bisa mengembangkan dengan kreatif hasilnya pun akan lebih maksimal. Nah pada tugas ini anak-anak prakerin sangat antusias. Karena tugas ini anak-anak prakerin baru asyik-asyiknya belajar adob premier. Selain itu pemakaian komputer juga sudah dibagi berdasarkan garda. Jadi ya pada rebut-rebutan gitu jadinya. Tapi dengan seperti ini kita bisa belajar management waktu.
Sehari usai akhirnya satu garda ku sudah selesai semua mengerjakan titling dan countdown. Nah habis maghrib tinggal menilaikan ke Pak Ali. Cieh… cieh… Alhamdulillah semua anggota garda ku sudah ke ACC semua. Nah aku pun juga mendapatkan nilai B+.
Kesimpulannya nih, kita tidak boleh menduga yang tidak-tidak sebelum benar-benar terjadi. Yang kita duga dikira mau di marahin atau apalah eh ternyata kita justru diberi ilmu baru. He.. he… maaf ya Pak Ali kemaren uda positif  thinking dulu, dikira kitanya mau di marahi karena belum menyelesaikan tugas semua. Padahal marahnya Pak Ali itu adalah motivasi yang baik untuk masa depan kita  lho. Terima kasih banyak Pak Ali atas ilmu dan motivasi yang telah diberikan.



Sabtu, 11 April 2015

Cuplikan Novel Ku yang Belum Selesai "Dimana Kasih Sayang untuk Ku"

Dimana Kasih Sayang untuk Ku

Langit kini telah berubah warnanya, kecoklatan serupa tanah dan tak lama lagi akan memudar. Tak ada lagi kepak sayap yang melintasi cakrawala. Hanya kibasan angin tanpa jejak yang menjatuhkan daun-daun dari ranting yang tak terjangkau. Mentari mulai kembali ke peraduannya. Namun, Hanifa tidak menghiraukan hal itu. Hanifah siswi yang duduk di kelas tiga SMPN Pelita Jaya. Sejak sepulang sekolah Hanifa masih saja duduk di rerumputan ladang belakang rumahnya dengan seribu angan-angan untuk mencari solusi.  Rasa sedih yang sering kali datang dalam hatinya. Inilah yang membuat langkah kakinya berat untuk mengantar raganya kembali ke  rumah sebelum mendapat solusi.
Hanifa teringat akan hangatnya kasih sayang orang tuanya dimasa kecil. Namun, semua telah berlalu. Semenjak simbahnya meninggal kasih sayang itu mulai pudar. Dan kini yang tersisa tinggal bayang-bayang yang selalu tersimpan di lubuk hatinya. Bagaimanakah cara untuk mengembalikan kasih sayang kedua orang tuanya seiring dengan kehidupan yang selalu berjalan tiada henti. Itulah kalimat yang membebani Hanifa saat ini.
Mentari tinggal separoh yang terlihat, namun Hanifa tak menghiraukan hal itu. Dia masih saja duduk di rerumputan ladang belakang rumahnya. Hingga akhirnya tinggal seperempat mentari yang terlihat. Sebenarnya Hanifa enggan pergi dari tempat duduknya semula. Namun, jika tidak segera pergi dan pulang pasti dia terlambat untuk berangkat mengaji.
Setelah tiba di rumah, pintu masih tertutup rapat. Hanya pancaran sinar televisi terlihat dari kaca jendela. Pertanda hanya adiknya saja yang ada di rumah. Hanifa sudah menduga bapak dan emaknya masih sibuk mengurus ladang. Bapak dan emaknya selalu bekerja keras mengurus ladang untuk mendapatkan hasil panen yang bagus. Semua meteri Hanifa selalu dipenuhi, namun dengan kesibukannya di ladang itu membuat Hanifa kurang akan kasih sayang. Harapan Hanifa itu bukanlah materi-materi yang mewah, namun hidup apa adanya dengan hangatnya kasih sayang itu lebih terasa bahagia gumamnya dalam hati.
“Mbak baru pulang?” tanya adiknya
“Iya, bapak emak belum pulang dik?”
“Belum.”
“Ya sudah dik nonton televisinya nanti lagi, ayo siap-siap berangkat ngaji dulu.”
“Ndak mau, aku berangkat ngajinya nanti nunggu emak pulang aja.”
Hanifa sudah menduga bapak dan emaknya masih saja sibuk dengan urusan ladang. Sampai-sampai sudah petang belum pulang. Hanifa mengerti bahwa mereka bekerja untuk memenuhi materinya, namun dengan kesibukan mereka di ladang itu membuatnya kurang kasih sayang. Hanifa merasa iri dengan teman-temannya yang lain, yang selalu mendapat perhatian penuh dari orang tuanya. Apalagi masalah sekolah pasti selalu diperhatikan. Sedangkan Hanifa hampir-hampir tiada perhatian satu pun tentang sekolah. Sejak SD Hanifa berusaha belajar keras sendiri, ketika di sekolah dia benar-benar memanfaatkan watunya bertanya dengan bapak ibu guru yang mengajar, dan ketika dirumah kesulitan belajar dia mencari-cari solusi sendiri kalau benar-benar tidak bisa dia bertanya kepada kakak iparnya. “Tadi sekolahnya gimana? Nilainya berapa?” itulah kata-kata yang dinanti-nanti Hanifa dari SD sampai sekarang. Tapi ya Hanifa berusaha menerimanya dengan sabar dan tabah. Dengan selalu memotivasi dirinya sendiri untuk meningkatkan semangatnya. Segera dia bersiap-siap untuk berangkat mengaji.
Seperti malam-malam sebelumnya, malam ini Hanifa seusai mengaji belajar di dalam kamarnya seorang diri. Pada saat dia sedang belajar dia mendengar suara dari luar, lebih tepatnya adik dan emaknya.
 “Mak besok di sekolah adik ada pagelaran pentas seni, datang ya kita nonton bersama.”
“Iya besok emak pasti datang.”
Yah itulah suara yang Hanifa dengar. Serasa dengan senang hati emangnya mau menghadiri undangan acara di sekolah adiknya. Dia berharap besok pagi dia menerima undangan wisuda semoga orang tuanya dengan senang hati menghadiri undangannya.
*******

Burung-burung segera berterbangan di angkasa. Hal itu menandakan bahwa hujan mulai datang sore ini. Gerimis mulai turun. Hanifa menanti kedatangan orang tuanya untuk mengasihka undangan wisuda. Hanifa melihat jam tangannya. Jam lima sore. Ia mendesah menghela nafas dalam-dalam. Hari semakin petang, wajah Hanifa tampak semakin gelisah. Seharusnya dia merasa senang dan bahagia. Tetapi justru dia merasa mendung tebal menutup hatinya sehingga rasa bahagianya tidak bisa dia rasakan seutuhnya......

Penulis 
Asniyati Hanifah 

Cuplikan Novel Ku yang Belum Selesai "Pelita Hingga Akhiru Sujud"

ISLAM, Hangatnya Selimut Terindah

“Dik Hanifa, udah ngaji belum?”
“Jangan lupa, selesai sholat ngaji dulu dik.”
“Ngaji kamu sudah sampai mana?”
            Kata-kata itu telah menemani Hanifa sejak kecil. Suara Bapak, Ibu dan Simbahnya yang berkali-kali dan tak pernah lelah mengingatkan Dia untuk rajin mengaji. Entah dari kapan Hanifa mulai mengaji, bahkan Dia sudah lupa. Seingat Hanifa, sejak sebelum sekolah TK awal mulai dia mengaji. Begitu hangatnya pendidikan agama Hanifa yang terlahir dari lingkungan keluarga yang memberikan kasih sayang sepenuhnya tentang keagamaan. Tentu itu akan membawa dirinya menjadi pribadi yang baik. 
Indahnya naluri islami disebuah desa mungil perbatasan kota yang berselimut rindangnya pepohonan. Di desa inilah tempat Hanifa tinggal. Tepatnya di rumah sederhana di tengah desa. Di rumah ini Dia tinggal bersama seorang Bapak dan Ibu yang bekerja sebagai petani dan seorang Nenek yang biasa dipanggil simbah oleh Hanifa, dialah yang mengasuhnya Hanifa ketika ditinggal bapak dan ibunya di ladang. Simbah ini panggilan seorang nenek di desa. Di keluarga sederhana ini Hanifa diajarkan agama islam sejak kecil. Ibu dan Bapaknya yang merupakan orang terdekat Hanifa inilah yang lebih banyak mengajarkan hal- hal yang berhubungan dengan agama islam di rumah. Tak jauh berbeda mungkin dengan anak-anak lainnya, pengenalan islam Hanifa berawal dari bacaan-bacaan lafal Allah. Salah satunya dia diajarkan membaca basmallah sebelum melakukan sesuatu terutama ketika akan tidur, makan, dan bepergiaan. Bapaknya setiap habis sholat maghrib sambil menunggu Ibunya masak untuk makan malam mengajari Hanifa belajar membaca Iqro’. Ketika akan tidur ibunya menyalakan mp3 senandung Al-Qur’an. Ketika ditinggal Bapak dan Ibunya berladang simbahnya menceritakan Hanifa kisah-kisah para Nabi dan perjuangan-perjuangan dimasa penjajahan.
Pengaruh keagamaan tak hanya dipengaruhi oleh lingkungan keluarga saja, lingkungan masyarakat pun terpaut juga dengan pengaruh keagamaan seorang anak. Di desa mungil ini masyarakat setiap hari bersemangat dalam melaksanakan ibadah. Setiap hari mayoritas penduduk desa sholat lima waktu berjamaah, setiap pagi diadakan tadarus Al-Qur’an, setiap siang dan sore anak-anak mengaji, setiap habis maghrib remaja-remaja pada mengaji, bahkan di desa tersebut rutin mengadakan pengajian-pengajian setiap malam minggu legi. Minggu legi itu nama hari pasaran di Yogyakarta.
Seperti pagi ini ketika mentari mulai beranjak dari peraduannya, ayam-ayam mulai berkokok, dedaunan masih berselimut tebalnya embun yang dingin, senandung ayat Al-Qur’an terlantun indah menyambut adzan subuh, angin semilir sejuk menyusup rongga-rongga jendela kamar yang mampu membangunkan si mungil Hanifa yang masih terlelap dalam tidurnya. Ibunya mengetuk pintu kamar Hanifa untuk mengajak sholat berjamaah di mushola.
“Tok... tok... tok... bangun nak siap-siap sholat berjamaah dulu sudah mau adzan.”
“Huamzzz..... iya bu, Hanifa sudah bangun.”
            Beberapa menit kemudian, Adzan berkumandang. Ia dan keluarga berjalan menuju mushola. Sampai di mushola sudah banyak warga yang bersiap untuk melaksanakan ibadah sholat subuh. Sholat subuh telah usai kini berganti lantunan senandung darus Al-Qur’an para bapak, ibu, dan nenek di desa itu. Terasa tentram hidup di desa ini.
            Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB Hanifa beserta keluarga beranjak pulang. Sesampai di rumah Bapak dan Ibunya pergi ke ladang. Dia di rumah bersama neneknya. Seperti biasa nenek mengasuh Dia sambil membuat sapu lidi. Di sela-sela membuat sapu lidi nenek menceritakan kisah-kisah para Nabi. Pada saat itu neneknya menceritakan kisah Nabi Ibrahim As mencari Allah sebagai Tuhannya.
“Ketika Nabi Ibrahim as masih anak-anak, dia dapat merasakan kesesatan kaumnya yang menyembah berhala. Lalu Nabi Ibrahim as merenung dan berfikir, siapakah Tuhan yang sebenarnya? Pada suatu malam, Nabi Ibrahim as kagum akan bintang-bintang di langit. Ia menganggap bahwa itu adalah Tuhannya. Namun kemudian ia kecewa ternyata bulan lebih besar daripada bintang. Ia menganggap pula bahwa bulan adalah Tuhannya yang sebenarnya. Namun ketika menjelang pagi Nabi Ibrahim as terkejut karena bintang dan rembulan yang semalam diyakini sebagai Tuhan ternyata lenyap dari pandangan. Nabi Ibrahim as pun kecewa lagi. Lalu muncul pula matahari yang bersinar lebih terang dan besar. Ia menganggap bahwa matahari itulah Tuhannya. Sekali lagi Nabi Ibrahim as kecewa karena matahari juga hilang ketika malam tiba. Akhirnya Nabi Ibrahim as mengetahui bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.”
            Mendengar kisah Nabi Ibrahim as ini Hanifa bernostalgia dengan sebuah pertanyaan yang cukup membuat geli tertawa kecil saat mendengarnya.
“Nek, nenek tadi bercerita kalau Tuhan kita yang berhak disembah itu Allah SWT. Allah itu mana? Kok gak nampak ya?”
            Itu adalah sebuah pertanyaan Hanifa yang masih berumur 3 tahun. Sebuah pertanyaan yang memang wajar dilontarkan oleh seorang anak kecil polos dengan sejuta rasa keingintahuannya.
            Mendengar pertanyaan itu tentu membuat nenek tersenyum. Simpul senyumnya manis sekali. Sambil tersenyum dengan suara bernada pelan dan lembut nenek menjawab pertanyaan Hanifa.
“Allah itu ada, Nak. Namun ia tidak berupa seperti kita manusia. Dia tidak laki-laki, juga tidak perempuan. Kita tidak bisa melihatnya. Tetapi kita selalu bisa merasakan keberadaannya bersama kita dengan terus beribadah dan mencintai-Nya. Seperti kisah Nabi Ibrahim as tadi dia menganggap bintang, kemudian bulan, kemudian lagi matahari, dan yang terakhir dia mengetahui bahwa Allah SWT Tuhan yang berhak disembah. Dia menyadari kalau bintang, bulan, matahari bisa muncul dan hilang pada waktu-waktu tertentu itu pasti ada yang mengaturnya. Dan yang menciptakan sesuatu benda itu pasti tidak sama dengan benda yang diciptkan. Itulah Alla SWT yang telah menciptakan langit, bumi, dan seisinya ini.”
            Itulah penjelasan nenek untuk menjawab pertanyaan Hanifa. Sebagai seorang gadis kecil yang polos tentu akan segera mengangguk untuk mengiyakan apa yang dikatakan oleh nenek.
            Adzan dzuhur berkumandang, bapak dan ibu Hanifa pulang. Disela pekerjaan di ladang yang banyak mereka selalu menyempatkan diri pulang ketika mendengar adzan luhur dan asar. Mereka mengajak Hanifa untuk sholat berjamaah di mushola.
                                                                        *******
            Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan berlalu tak terasa begitu cepatnya waktu bergulir. Kini harum ramadhan telah tercium. Satu bulan lagi ramadhan datang. Bulan yang penuh berkah yang dirindukan umat muslim disetiap penjuru dunia. Di malam yang kian larut tampaknya keluarga Hanifa membicarakan suatu hal yang serius. Si mungil Hanifa pun sudah terlelap dalam tidurnya..........

Penulis
Asniyati Hanifah
 

Rabu, 08 April 2015

Asyiknya Magang di Puspadanta Minggu ke- 2

Editing yang Ku Tunggu – Tunggu


Gambar 2.1 Edit Cover DVD 

Satu minggu sudah aku prakerin di Puspadanta. Akhirnya sampai pada materi editing. Hari Senin, 9 Maret 2015 aku diberi tugas edit cover dan label DVD dengan tema hewan. Aku mengambil hewan panda yang imut dan lucu. Karena pemberian tugas hari Senin sore, malam selasa aku browsing gambar panda. Keesokan harinya aku tinggal edit setelah selesai take shoot video.

Aku langsung edit cover dan label di komputer no dua dari barat. Aku design layout dan permaduan warnanya. Nah setelah selesai design dikertas, langsung aku terapkan di komputer. Yah hasilnya sudah lumayan sih tapi belum begitu memuaskan. Setelah selesai design, gantian aku membelajari teman-teman sampai sore hari. Aku sudah tenang karena cuma tinggal membuat label DVDnya. 
Ketika aku sudah di rumah file editing  tidak bisa dibuka. Yah mau gimana lagi harus mengulang dari awal, karena keesokan harinya harus dikumpul. Ku kerjakan dengan fokus. Sampai pukul 23.00 WIB akhirnya selesai juga.
Nah hari Rabu pun tiba, saatnya menilaikan cover dan label DVD. Sampai di Puspadanta teman-teman menyuruhku membantu membuat cover dan labelnya karena pada belum selesai. Wah beruntung aku udah menyelesaikan tugas ku dirumah jadi di Puspadanta aku bisa membantu teman-teman ku dan juga berbagi ilmu ku.
Pak Ali menawarkan siapa yang mau menilaikan. Aku langsung menampilkan editingku. Aku disuruh mengecilkan gambar panda pada label DVDnya. Aku langsung memperbaiki dan ternyata langsung di ACC. Wah senang sekali deh dan aku juga mendapatkan nilai A.
Sehari itu aku mengajari teman-teman ku mengedit. Sampai-sampai editing news ku belum aku sentuh sama sekali. Padahal harus dinilaikan hari kamis. Aku pun lembur tugas tugas editing ku ini, ya walaupun baru memilah-milah video yang tidak goyang dan angelnya bagus.
Gambar 2.2 Edit Video
Hari Kamis aku pagi-pagi langsung buat naskah dan langsung recording. Karena komputer dipakai semua, aku nekad tuh ngedit di laptop nah semua tinggal finishing. Yah lagi-lagi filenya tidak bisa dibuka. Dan aku masih disuruh bantu mengedit cover dan label teman-teman yang belum di ACC. Yah aku juga agak gugup karena tugasku sendiri juga belum selesai.
Akhirnya aku lembur lagi mengedit video dan ya namanya orang banyak dan komputer harus bergiliran jadinya ya tidak maksimal editannya. Videoku Cuma kurang wawancaranya. Aku selesaikan di hari Jumat tapi tidak selesai juga. Malam sabtu pun aku harus lembur dan harus selesai karena hari sabtu aku ikut liputan Mas Tyas. Alhamdulillah akhirnya tugas ku pun selesai dan tinggal menilaikan. Hari Sabtu setelah liputan, editingku langsung dinilai dan langsung di ACC. Yah lumayan dapat nilai B.

Itulah pengalaman editingku, dengan beribu rintangan akan menjadikan kita lebih berpengalaman. Apa lagi di bidang editing pasti akan menjadikan kita lebih mahir dalam mengedit.
\
Penulis
Asniyati Hanifah

Selasa, 07 April 2015

Asyiknya Magang di Puspadanta Minggu ke-1

Jerih Payahku Take Shoot 20 Angle


Gambar 1.2 Take Shoot 20 Angle
Kusambut hari kedua prakerin dengan penuh semangat. Sampai di Puspadanta terus pada berkumpul di ruang depan sambil canda tawa. Agenda hari kedua ini take shoot video 20 angle. Sebelum masuk materi 20 angle kami menyaksikan stand up komedi dari SMK Purwokerto dan Sragen. awalnya tidak menyangka ternyata mereka bisa tampil dengan bagus, padahal dilihat orangnya itu pendiam. Terus aku pun berfikir “Wah ternyata di Puspadanta benar-benar dilatih untuk berkarya, buktinya teman-teman dari Purwokerto dan sragen yang terlihat pendiam bisa perfome menampilkan karyanya dengan bagus. Berarti jika aku disini berlatih dengan sunggguh-sungguh aku juga bisa mengembangkan bakat-bakatku khususnya  dibidang pertelevisian.
Setelah Stand Up Comedy kami diberi materi take shoot 20 angle. Mulai dari teknik-teknik memegang handycam, syarat-syarat video yakni video tidak boleh goyang, minimal berdurasi 10 detik, angelnya bagus dan 20 angel ini terdiri dari medium, close up dan longshoot.
Setelah penyampaian materi semua pada yakin bisa mengambil video sesuai persyaratan. Nah langsung dibagi obyek-obyeknya supaya tidak ada obyek yang sama. Nah setelah terbagi obyeknya langsung praktik pengambilan video karena waktunya juga terbatas. Semua langsung bergiliran menuju obyek yang dipilih.
Aku bersama kelompokku langsung menuju tempat tujuan bersama-sama dan saling memberi masukan supaya hasilnya bagus. Semua sudah take shoot di cek di handycam hasilnya tidak begitu goyang. Nah kami lumayan tenang dan lega terus kembali ke Puspadanta karena hari juga sudah sore. Ternyta sesampainya di Puspadanta teman-teman dari SMK Negeri 1 Klaten masih banyak yang belum take shoot karena handycamnya battraynya cepat habis. Mereka pun jadi gugup setelah tahu kalau dari SMK ku sudah selesai semua. Dan deadline waktu yang ditentukan sudah hampir habis. Nah ternyata setelah lebih dari pukul 15.00 WIB kami diberi perpanjangan waktu satu hari lagi. Nah senang sekali rasanya dan besok jika masih ada yang goyang masih ada kesempatan untuk mengulang.
Hari berikutnya pagi-pagi SMK Negeri 1 Klaten sudah mengambil take shoot video. Karena anak-anak SMK ku sudah selesai mereka semua bersantai-santai di Puspadanta sambil bercanda tawa. Karena kami sudah tidak ada kegiatan kami disuruh menilaikan narasi dengan tema kerajinan, wisata dan kuliner kepada Bunda. Kami pun bergiliran menilaikan hasil karya masing-masing. Bagi yang naskahnya belum selesai dan belum benar kami disuruh merevisi. Nah saat giliranku aku masih ada rasa takut menilaikan karyaku. Tapi aku berusaha meyakinkan diriku. Alhamdulillah naskahku sudah bagus Cuma kurang pada bagian penutup. Aku pun bersegera untuk memperbaiki naskahku.
Nah pukul 14.00 WIB kami disuruh ke ruang atas untuk menilaikan perbaikan naskah kepada mbak Ruly. Dalam memperbaiki naskah kami juga dibimbing sama teman prakerin yang lebih dahulu di Puspadanta yakni Mbak Sri dan Mbak Okta. Kami dibimbing dengan serius. Nah yang sudah selesai langsung bisa menilaikan ke Mbak Ruly. Alhamdulillah naskahku yang berjudul “Sentra Pembuatan Wayang Kulit Desa Wukirsari” mendapat nilai B.
Setelah menilaikan narasi kami juga menilaikan hasil take shoot video. Yakin banget kalau hasil take shoot yang goyang Cuma sedikit. Eh eh ternyata setelah dikoreksi Cuma di ACC 1 video. Wow syok banget. Yah kesalahan take shoot video dikalikan dua kali, yah hutang 38 angel deh. Dan kalau besoknya masih salah dikalikan dua kali lagi. Waduh duh semangatku agak menurun.
Keesokan harinya aku dan teman-temanku berangkat lebih pagi supaya dapat menyelesaikan take shoot dan tidak dikalikan dua lagi. Eh eh ternyata battray kameranya cepat habis dan harus charger berulang kali. Sampai pukul 12.00 WIB baru dapat 3 orang. Wuish ada juga yang marah-marah kesal dan ada juga yang badmood. Kacau banget deh hari ini. Sampai pukul 16.00 WIB masih kurang 2 orang yang belum take shoot. Pada gugup semua deh. Alhamdulillah diberi perpanjangan waktu satu hari lagi.  
Hari berikutnya masih menyelesaikan take shoot. Karena aku sudah selesai take shoot 38 angel terus aku dikoreksi sama Mas Ikang. Eh eh ternyata masih kurang 17 angel. Hari itu juga aku langsung ngambil video untuk membayar kekuranganku. Karena itu hari Jumat jadi ya ada waktu untuk bergantian. Nah ketika yang cowok sholat jumat, aku bertiga bersama Tuti dan Farida take shoot video lagi. Kemudian setelah jumatan gantian yang cowok yang take shoot video.  Nah hasil take shoot ku langsung aku nilaikan ke Mbak Sri, nah ternyata cuma kurang 8 shoot. Aku un memutuskan untuk take shoot di hari berikutnya karena juga sudah capek.
Nah pada hari Sabtu ini aku dan teman-teman berniat untuk menyelesaikan take shoot video supaya hari minggu bisa libur karena di SMK ada acara pengajian. Sampai sore itu semua bergantian menyelesaikan kekurangan  take shoot  video. Mungkin karena capek ada juga yang kebawa emosi. Karen ahari itu juga hujan ada yang menyelesaikan take shoot video di Puspadanta.
Hari Sabtu ini teman-teman dari klaten juga pulang ke rumahnya masing-masing. Farida, Tuti dan Andrey mengantar sampai terminal Giwangan. Hari itu hujan sangat lebat mereka bertiga basah kuyup padahal take shoot videonya juga belum selesai. Alhamdulillah aku nilaikan ke Mbak Sri videoku sudah lulus. Aku pun tetap menunggu Farida da Tuti untuk menyelesaikan tugasnya sekalian menunggu hujan reda. Nah akhirnya mereka juga sudah lulus. Aku bertiga nekad pulang hujan-hujanan karena hujan juga tidak ujung reda.
Kemudian hari, di hari Senin  sudah tenang-tenang karena video sudah lulus. Eh ternyata dikoreksi lagi sama mas Tyas dan Mas Ikang. Haduh lagi-lagi aku kurang 18 angel shoot. Hari itu berniat pokoknya hari itu bisa lulus. Aku langsung bergantian take shoot video. Hampir pukul 15.00 WIB take shoot video ku dikoreksi sama Mas Ikang yah lumayan Cuma kurang lima angel.
Pukul 15.00 WIB kami disuruh berkumpul di ruang atas karena ada materi dari Pak Ali. Kami pun bersegera ke ruang atas. Disini kami ditanya bagaimana hasil take shootnya, apa sudah lulus semua apa belum. Kalau yang belum selesai tugas take shoot video kekurangannya dikalikan dua. Dan yang sudah lulus langsung bisa melanjutkan tugas editing video. Waduh aku mulai gugup lagi, karena aku Cuma kurang 5 angel. Disamping tugas tambahan editing video juga diberi tugas edit label dan cover DVD yang harus dikumpulkan hari rabu. Bagi yang hari rabu tidak lulus edit label dan cover DVD ditambahi tugas edit koran 12 halaman. Wuish pada gugup semua.
Hari berikutnya aku berangkat pagi lagi untuk melanjutkan take shoot dan langsung dikoreksi Mas Ikang. Akhirnya cuma kurang satu, ya sudahlah lumayan. Aku langsung take shoot video lagi dan akhirnya aku pun lulus. Senang banget akhirnya. Akhirnya berbagai rintangan dapat terselesaikan juga.