Mengkutip dari: www.puspadanta.com
Puspadanta- Indonesia
terkenal sebagai negara yang kaya akan suku, pulau dan bahasa telah membuat
daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Dengan motto Bhineka Tunggal Ika
yang berarti berbeda-beda tetapi satu jua telah menjadikan Indonesia negara
yang toleran terhadap perbedaan dan menghargai daerah satu dengan yang lain.
Seperti yang baru saja dilakukan oleh Dinas Kebudayaan DIY yang meramaikan Hari
Ulang Tahun Kabupaten Gianyar Bali yang ke- 244. Dinas Kebudayaan DIY membawa
tim kesenian yang mewakili 4 kabupaten dan 1 kota di DIY.
Mereka membawakan berbagai atraksi kesenian yang menggambarkan bahwa
Yogyakarta sangatlah menarik dan indah serta bersahabat. Menurut Dra.Eni
Lestari selaku Kepala Seksi Kesenian Dinas Kebudayan DIY, kebudayaan Yogyakarta
yang belum dikenal dapat diangkat dan diapresiasi oleh masyarakat, sehingga
nantinya akan meningkatkan potensi di bidang kebudayaan atau kesenian
masyarakat Yogyakarta.
Sekitar
80 anggota tim yang terdiri dari seniman-seniman dan beberapa staf dinas
kebudayaan DIY meramaikan acara HUT kabupaten Gianyar ke-244 (17/4/2015) dengan
pertunjukan seni dan pawai budaya. Pertunjukan seni yang digelar di open
stage Balai Budaya menampilkan berbagai seni tradisi yang ada di DIY seperti
Tari Bangilun atau Angguk, Tari Badui, Jathilan dan lain-lain. Semua
tari-tarian tersebut di kreasikan dengan sangat menarik hingga menjadi
pertunjukan seni yang berkualitas tinggi dengan durasi lebih kurang 7 menit.
Setiap seni yang ditampilkan mempunyai ciri khas DIY, seperti Tari Angguk yang
merupakan ciri khas kabupaten Kulonprogo/ tarian yang menceritakan
Umarmoyo-Umarmadi dan Wong Agung Jayeng Prono dalam Serat Ambiyo. Tarian yang
biasa dimainkan secara berkelompok oleh penari wanita dengan kostum serdadu
Belanda dan dihiasi gombyok barang emas, sampang, sampur, topi pet warna hitam
dan kaos kaki warna merah/kuning dan mengenakan kacamata hitam. Sedangkan
untuk tari badui yang termasuk dalam tari tradisi yang berasal dari daerah
Sleman merupakan jenis tarian rakyat yang menggambarkan suatu adegan peperangan
atau serombongan prajurit yang sedang latihan perang, biasanya penyajian tari
ini dilakukan secara kelompok dan berpasangan.
Jika
dilihat dari latar belakang Gianyar sebagai pusat budaya ukiran di Bali, tentu
saja selaras dengan Daerah Istimewa Yogyakarta yang juga mempunyai kebudayaan
dan kesenian yang tinggi. Oleh karena itu dalam perayaan kabupaten Gianyar
ke-244, tim kesenian DIY meramaikan pawai budaya Gianyar 2015. Dalam pawai
budaya tim kesenian DIY menampilkan tema Golong-gilig Ngayogyakarta. Tema
tersebut menggambarkan persatuan 4 kabupaten dan 1 kota yang ada di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Pawai
kebudayaan dimulai dari Balai Budaya menuju GOR Kebo Iwa Gianyar lebih kurang
menempuh perjalanan sejauh 1 km. Tim kesenian DIY lebih kurang 80-an orang
berjalan kaki dengan menampilkan berbagai kostum yang menarik. Ada yang
berperan sebagai penabuh gamelan, pembawa properti wayang dan penari tradisi
DIY.
Menurut Setyawan
Sahli,MM selaku kepala Bidang tradisi dan Budaya dinas Kebudayaan DIY, dari
tanggal 25-27 April juga diselenggarakan pawai budaya, dalam hal ini Dinas
Kebudayaan DIY mengirimkan 1 kontigen. Ia berharap Yogyakarta dapat
dikenal oleh masyarakat Bali dan daerah lainnya, serta dapat mengembangkan
kesenian DIY sehingga dapat dikenal di masyarakat luas. (lala/pus)
0 komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN KALO MAU BERKOMENTAR,,
MUMPUNG GAK DILARANG...